Dr Marina Garassino dari University of Study di Milan, Italia, menyimpulkan bahwa kasus kanker payudara pada pria kerap ditemukan dalam kondisi parah. Kesimpulan itu diambilnya setelah menganalisis catatan kesehatan 146 pria pengidap kanker payudara yang berusia rata-rata 62 tahun.
Dalam laporan risetnya, Garassino menyebutkan sepertiga pria ditemukan mengidap kanker payudara stadium lanjut ketika mereka memeriksakan diri ke dokter.
"Ini tidak sama dengan para perempuan. Pada perempuan, persentase stadium lanjut kurang dari 10 persen," ujarnya.
Garassino yang memublikasikan temuannya pada konferensi yang digagas European Society for Medical Oncology menduga, baik dokter maupun pasien memberi andil besar atas terlambatnya diagnosis kanker payudara pada kalangan pria.
"Para dokter mungkin tidak mengenali tumor ini pada pria, mereka melihat sebuah benjolan, tetapi mereka tidak berpikir bahwa itu adalah kanker payudara. Demikian juga pria mungkin tidak akan curiga bahwa mereka mengidap tumor dan walhasil mereka lebih lambat datang ke dokter ketimbang wanita."
"Kanker payudara pada pria adalah penyakit yang sangat dipengaruhi faktor hormonal. Ada banyak bukti jika ditangani sejak dini, prognosisnya akan lebih baik dibandingkan dengan wanita,” papar Garrasino.
Hasil penelitian itu juga menyatakan, dari seluruh pria yang menjalani bedah untuk mengangkat kanker mereka, 48 pria di antaranya harus menjalani terapi radiasi dan 100 pria diberikan tambahan kemoterapi ataupun terapi hormon. Sementara itu, 42 pria (30 persen) tidak memerlukan terapi apa pun pascaoperasi.
Secara keseluruhan, lanjut laporan itu, pria yang didiagnosis kanker payudara stadium dini memiliki rata-rata harapan hidup 10 tahun ke depan mencapai 47 persen. Adapun pada pria yang didiagnosis kanker stadium lanjut, persentasenya mencapai 44.
"Pesan buat para pria, jika Anda punya benjolan di payudara Anda, pergilah segara ke dokter. Jangan menunggu lagi karena mungkin saja Anda mengidap kanker payudara"