Jenazah Amanda Putri Lubis,16, putri kedua pasangan suami istri Elfian Lubis dan Anita Nasution sudah dimakamkan keluarganya di TPU Jelupang, Serpong, Tangerang Selatan. Orang tua dari gadis yang bercita-cita ingin menjadi dokter itu hanya bisa pasrah atas kematian Amanda.
Menurut Evi nasution,48, tante korban, mengatakan, sehari sebelum meninggal, Amanda mengaku kelelahan setelah mengikuti hari kedua MOS di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan. Terlebih Amanda dihukum oleh senior lantaran tak membawa perlengkapan yang diperintahkan untuk dibawa ke sekolah. Akibatnya, Amanda dihukum dengan dijemur ditengah lapangan sekolah.
“Sebelum meninggal, Amanda mengaku kelelahan usai mengikuti MOS di sekolahnya. Terlebih Amanda dihukum oleh seniornya karena tak membawa perlengkapan,” ungkap Evi.
Ditemuui di rumah duka di Jalan Salfia VI Blok UF nomor 15 Rt 02/03 Kelurahan Rawa Mekar, Kecamatan Serpong orang tua Amanda hanya bisa menangisi kepergian anak bungsunya. Bahkan Elfian,ayah korban tak sanggup menjelaskan peristiwa tersebut ke wartawan. “Orang tua Amanda sedang tidak bisa menjelaskan semuanya ke wartawan. Karena masih berduka,” ujar Evi.
Namun lanjut Evi, pihak keluarga akan mendatangi SMA Negeri 9 Tangerang Selatan untuk mempertanyakan kejadian yang menimpa Amanda. Terlebih, Amanda pulang ke rumah dalam keadaan pucat. Meski kelelahaan, Amanda tetap bersemangat untuk mempersiapkan perlengkapan untuk dibawa kesekolah. “Amanda sempat ditugaskan untuk membawa barang-barang yang beratnya lebih dari satu kilogram,” ungkapnya.
Namun pada Rabu (13/7) pagi, Amanda yang mengeluh sakit itu kemudian dibawa keluarganya ke RS Eka Hospital, Serpong Tangerang Selatan. Namun tak berselang lama, nyawa Amanda tak dapat tertolong lagi. Mengenai penyakit yang menyebabkan Amanda meninggal dunia, Evi mengaku belum mengatahuinya. Namun selama ini,Amanda tak mempunyai riwayat penyakit yang dideritanya.”Selama hidup Amanda tak mempunyai riwayat penyakit. Saya juga belum tahu penyebab kematian Amanda,” ungkapnya.
Menurut teman-teman Amanda, gadis malang itu sempat dipisahkan oleh seniornya lantaran tak membawa perlengakapan yang diperintahkan kakak kelasnya Selasa (12/7) pagi selama satu jam. “Menurut teman-teman Amanda, saat MOS hari kedua, Amand tidak membawa beberapa tugas yang diperintahkan kakak kelasnya. Akhirnya Amanda dijemur ditengah lapangan selama satu jam,” kata Evi.
Dimata keluarga, Amanda dikenal gadis yang sangat pintar dan rajin sholat. Sejak duduk dibangku SMP 3 Tangerang Selatan dikenal pintar. Amanda sering mendapat peringkat di kelasnya. Tak hanya itu, Amanda juga dikenal sangat rajin salat.
Bahkan sejak kecil, Amanda bercita-cita ingin menjadi dokter agar bisa menyembuhkan orang sakit. Namun cita-cita mulianya itu kandas, Tuhan mempunyai rencana lain untuk Amanda.
Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, Neng Nurhemah membantah terjadi kekerasaan dalam MOS yang dilakukan, termasuk tindak kekerasan fisik yang dilakukan terhadap Amanda. Soal dipisahkannya Amanda saat upacara karena tidak membawa perlengkapan yang ditugaskan, Nurhemah mengatakan bukan hanya Amanda yang mengalaminya. Namun semua pelajar baru yang melanggar aturan tersebut, dipisahkan.
“Tidak ada kekerasan fisik selama proses MOS berlangsung,”ungkap Nurhemah.
Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Tangerang Selatan itu membantah bahwa kegiatan MOS di sekolahnya itu diisi oleh kegiatan-kegiatan yang membuat peserta kelelahan fisik. Kegiatan MOS yang dilaksanakan tiga hari itu lebih kepada pengenalan terhadap kondisi sekolah baik secara akademik dan non akademik. “Kegiatan MOS lebih tertuju pada pengenalan sekolah. Tidak ada kegiatan yang melelahkan fisik siswanya,” ujarnya.